beberapa jenis fungsi dan sifat fungsi dalam MATEMATIKA
Jenis-Jenis
Fungsi dan Sifat-Sifat Fungsi
Berbicara masalah fungsi, tentu erat
kaitannya dengan relasi. Relasi adalah suatu aturan yang memasangkan anggota
himpunan satu ke himpunan lain. Suatu relasi dari himpunan A ke himpunan B
adalah pemasangan atau perkawanan atau korespondensi dari anggota-anggota
himpunan A ke anggota-anggota himpunan B. Sedangkan, suatu relasi dari himpunan
A ke himpunan B disebut fungsi dari A ke B jika setiap anggota A dipasangkan
dengan tepat satu anggota B.
Dalam fungsi
dikenal beberapa istilah, seperti Domain, Kodomain, dan Range. Jika f adalah
suatu fungsi dari A ke B, maka himpunan A disebut domain (daerah asal),
himpunan B disebut kodomain (daerah kawan), dan himpunan anggota B yang
pasangan (himpunan C) disebut range (hasil) fungsi f. Dalam memasangkan suatu
himpunan terdapat aturan yang tertentu yang digunakan. Aturan tersebut disebut
aturan fungsi.
Fungsi
dibedakan kedalam beberapa jenis dan memiliki beberapa sifat, yang penting
untuk diketahui. Berikut adalah jenis-jenis dan sifat-sifat fungsi.
Jenis-Jenis
Fungsi
1. Fungsi konstan (fungsi tetap)
Adalah Suatu fungsi f : A → B ditentukan
dengan rumus f(x) disebut fungsi konstan apabila untuk setiap anggota domain
fungsi selalu berlaku f(x) = C, di mana C bilangan konstan. Untuk lebih
jelasnya, pelajarilah contoh soal berikut ini.
adalah Suatu fungsi f(x) disebut fungsi
linear apabila fungsi itu ditentukan oleh f(x) = ax + b, di mana a ≠ 0, a dan b
bilangan konstan dan grafiknya berupa garis lurus. Perhatikan contoh berikut.
3. Fungsi kuadrat/PARABOLA
Suatu fungsi f(x) disebut fungsi kuadrat/PARABOLA
apabila fungsi itu ditentukan oleh f(x) = ax + bx + c, di mana a ≠ 0 dan a, b,
dan c bilangan konstan dan grafiknya berupa parabola.
Perhatikan
contoh fungsi kuadrat berikut.
Fungsi f
ditentukan oleh f(x) = x2 + 2x – 3, gambar grafiknya.
4.Fungsi Pangkat
Adalah Fungsi f pada R yang
ditentukan oleh: f(x)
= ax2 +
bx + c dengan a, b,
dan cbilangan real dan
disebut fungsi kuadrat.
Jika f(x)
= 0 maka diperoleh persamaan kuadrat ax2 + bx + c =
0. Nilai-nilai x yang
memenuhi persamaan itu disebut nilai pembuat nol fungsi f.
Nilai fungsi f untuk x =
p ditulis f(p)
= ap2 + bp + c.
Contoh 1:
Ditentukan: f(x)
= x2 –
6x – 7
Ditanyakan:
1. nilai
pembuat nol fungsi f
2. nilai f untuk x = 0 , x = –2
Jawab:
1. Nilai
pembuat nol fungsi f diperoleh jika f(x) = 0
x2 –
6 x – 7 = 0
(x –
7) (x + 1) = 0
x =
7 atau x = –1
Jadi pembuat nol
fungsi f adalah
7 dan –1
2. Untuk x = 0 maka f(0) = –7
x =
–2 maka f(–2) = (–2)2 –
6 (–2) – 7 = 9
Contoh 2:
Tentukan nilai p agar
ruas kanan f(x)
= 3 x2 +
(p – 1) + 3
merupakan bentuk kuadrat sempurna.
Jawab :
Supaya merupakan
suatu kuadrat sempurna, syaratnya D =
0.
D = (p –
1)2 – 4 . 3 . 3
= 0
p2 –
2p – 35 = 0
(p –
7) (p + 5) = 0
p =
7 atau p =
–5
Jadi, agar ruas
kanan f(x)
merupakan suatu kuadrat sempurna, maka p =
7 atau p = –5.
Nilai Maksimum dan Minimum Fungsi Kuadrat
Untuk menentukan nilai maksimum/minimum fungsi
kuadrat, perhatikan uraian berikut:
1) f(x)
= x2 –
2x – 3
= x2 –
2x + 1 – 4
= (x –
1)2 – 4
Bentuk kuadrat
selalu bernilai positif atau nol, maka (x –
1)2 mempunyai
nilai paling kecil (minimum) nol untuk x =
1. Dengan demikian (x – 1)2 –
4 mempunyai nilai terkecil 0 – 4 = –4.
Jadi, f(x)
= x2 –
2x – 3
mempunyai nilai terkecil (minimum) –4 untuk x =
1.
2) f(x)
= –x2 +
4x + 5
= –x2 +
4x – 4 + 9
= –(x2 –
4x + 4) + 9
= –(x –
2)2 + 9
Nilai terbesar
dari – (x – 2)2 sama
dengan nol untul x = 2.
Dengan demikan
nilai terbesar dari – (x – 2)2 +
9 adalah 0 + 9 = 9.
Jadi, f(x)
= –(x – 2)2 +
9 atau f(x)
= –x2 +
4x + 5
mempunyai nilai terbesar (maksimum) 9 untuk x =
2.
Sekarang
perhatikan bentuk umum f(x)
= ax2 + bx + c
Dengan uraian di atas, diperoleh:
Fungsi kuadrat f(x)
= a x2 + b x + c
Untuk a >
0, f mempunyai
nilai minimum untuk
Untuk a <
0, f mempunyai
nilai maksimum untuk
Contoh:
Tentukan nilai
minimum fungsi f(x)
= 2x2 +
4x + 7
Jawab:
f(x)
= 2x2 +
4x + 7
, a = 2
, b = 4 , c =
7
Nilai minimum
fungsi f = 5
5. Fungsi identitas
Adalah Suatu fungsi f(x) disebut fungsi identitas
apabila setiap anggota domain fungsi berlaku f(x) = x atau setiap anggota
domain fungsi dipetakan pada dirinya sendiri. Grafik fungsi identitas berupa
garis lurus yang melalui titik asal dan semua titik absis maupun ordinatnya
sama. Fungsi identitas ditentukan oleh f(x) = x. Agar lebih memahami tentang
fungsi identitas, pelajarilah contoh berikut ini.
Fungsi pada R
didefinisikan sebagai f(x) = x untuk setiap x.
a. Carilah
f(–2), f(0), f(1), f(3).
b. Gambarlah
grafiknya.
Penyelesaian:
a. Nilai
f(–2), f(0), f(1), dan f(3).
f(x) = x
f(–2) = –2
f(0) = 0
f(1) = – 1
f(3) = 3
b. Gambar
grafik.
6. Fungsi tangga (bertingkat)
Adalah Suatu fungsi f(x) disebut fungsi
tangga apabila grafik fungsi f(x) berbentuk interval-interval yang sejajar.
Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh soal berikut ini.
Tentukan
interval dari:
a. f(–2)
b. f(0) e.
gambar grafiknya.
c. f(3)
d. f(5)
e. gambar
grafiknya.
Penyelesaian:
a. f(–2) = –1
b. f(0) = 0
c. f(3) = 2
d. f(5) = 3
e. Gambar
grafik
7. Fungsi modulus
Adalah Suatu fungsi f(x) disebut fungsi
modulus (mutlak) apabila fungsi ini memetakan setiap bilangan real pada domain
fungsi ke unsur harga mutlaknya. Untuk lebih memahaminya, pelajarilah fungsi
berikut berikut.
f : x → | x |
atau f : x → | ax + b |
f(x) = | x |
artinya:
Gambar
grafiknya
8. Fungsi ganjil dan fungsi genap
Adalah Suatu fungsi f(x) disebut fungsi
ganjil apabila berlaku f(–x) = –f(x) dan disebut fungsi genap apabila berlaku
f(–x) = f(x). Jika f(–x) ≠ –f(x) maka fungsi ini tidak genap dan tidak ganjil.
Untuk memahami fungsi ganjil dan fungsi genap, perhatikan contoh soal berikut
ini.
Tentukan
fungsi f di bawah ini termasuk fungsi genap, fungsi ganjil, atau tidak
genap dan
tidak ganjil.
1. f(x) = 2x
+ x
2. f(x) = 3
cos x – 5
3. f(x) = x –
8x
Penyelesaian
1. f(x) = 2x
+ x
f(–x) = 2(–x)
+ (–x)
= –2x – x
= –(2x + x)
= –f(x)
Jadi, fungsi
f(x) merupakan fungsi ganjil.
2. f(x) = 3
cos x – 5
f(–x) = 3 cos
(–x) – 5
= 3 cos x – 5
Jadi, fungsi
f(x) merupakan fungsi genap.
3. f(x) = x –
8x
f(–x) = (–x)
– 8 (–x)
= x + 8x
Fungsi f(–x)
≠ f(x) dan f(–x) ≠ –f(x).
Jadi, fungsi
f(x) adalah tidak genap dan tidak ganjil.
9. Fungsi lingkaran
Lingkaran adalah salah satu bangun datar
yang telah kita kenal sejak SD. Lingkaran adalah suatu himpunan titik-titik
pada bidang sedemikian sehingga panjang segmen-segmen garis yang ditarik dari
masing-masing titik pada himpunan tersebut ke suatu titik tetap (disebut titik
pusat) adalah kongruen.
Jari-jari suatu lingkaran
adalah panjang segmen garis yang ditarik dari sebarang titik di lingkaran ke
pusat lingkaran. Itulah yang dinamakan jari-jari lingkaran.
Sedangkan diameter adalah
suatu garis lurus dari lingkaran yang melewati pusat suatu lingkaran. Panjang
diameter lingkaran sama dengan dua kali panjang jari-jari suatu lingkaran.
Bagaimana jika sebuah lingkaran digambarkan pada sebuah koordinat
cartecius?
Tentu saja digambar dimanapun,
lingkaran tetap lingkaran. Jika suatu lingkaran digambarkan di koordinat
cartecius, nantinya akan membentuk suatu persamaan.
Tentunya persamaan tersebut
bukan merupakan suatu fungsi. Karena jika kita buat garis vertical yang
melewati lingkaran itu nantinya akan memotong pada dua titik. Lihat kembali
definisi fungsi di postingan yang lain.
Lingkaran yang kita gambarkan
pada koordinat cartecius nantinya koordinat titik pusat harus diketahui.
Persamaan lingkaran yang
berpusat di (0,0) adalah
x²+y²=r² , dengan r adalah jari-jari lingkaran.
, pusat terletak pada (a,b) dan
r adalah jari-jari lingkaran.
Persamaan Umum lingkaran yaitu x²+y²+Ax+By+C=0
jari-jari lingkarannya adalah r=√A²/4+B²/4-C
Contoh :
Tentukan Persamaan lingkaran
yang berpusat di (3, –2) dan berjari-jari 3?
Gambar lingkarannya seperti di
bawah ini!
Dengan menggunakan rumus
persamaan lingkaran yang berpusat di (a,b) maka
didapatkan (x-a)²+(y-b)² =r²
Diketahui dari soal, (a,b)= (3,-2)
Dan r=3
Sehingga persamaan pun menjadi
( x-3)²+(y+2)²=3²
(x-3)²+(y+2)²= 9
(
(x-3)²+(y+2)²= 9
Variasi soal lingkaran ini
tidak terlalu banyak. Beberapa tipe soal akan diberikan cara penyelesaiannya.
Mencari persamaan lingkaran
yang berpusat di (a,b) dan berjari-jari r. dapat dikerjakan dengan cara
memasukkan langsung ke dalam rumus.
Mencari persamaan lingkaran
jika diketahui 3 titik pada lingkaran. Ini dapat dikerjakan dengan cara
mensubstitusikannya ke dalam persamaan umum lingkaran. Kemudian melakukan
eliminasi-substitusi untuk mencari pusat dan jari-jari lingkaran.
10. Fungsi Hiperbolik atau fungsi hiperbola
adalah salah
satu hasil kombinasi dari fungsi-fungsi eksponen.
Fungsi Hiperbolik memiliki rumus atau formula. Selain itu memiliki invers serta
turunan dan anti turunan fungsi hiperbolik dan inversnya. e x e− x.
Rumus
Fungsi hiperbolik dibangun oleh dua fungsi p dan q
dengan p: R → R+, 2 ( ) p x = ex dan q:R → R+, 2 ( ) q x e x − = . Selanjutnya
dibangun fungsi f dan g yang dinyatakan sebagai jumlah dan selisih dari fungsi
p dan q, dengan demikian: f (x) = p(x) + q(x) dan g(x) = p(x) − q(x). Sifat-sifat
yang dimiliki oleh fungsi f dan g memiliki kemiripan dengan sifat-sifat fungsi trigonometri,
salah satunya adalah kesamaan dasar fungsi yang memiliki kemiripan dengan sifat
pada fungsi trigonometri. Dengan mengacu pada
sifat-sifat tersebut, kemudian dikembangkan suatu ide untuk menyatakan fungsi f
dan g sebagai fungsi hiperbolik. f 2 (x) − g 2 (x) = 1 cos 2 x + sin 2 x = 1. Kemudian
fungsi sinus hiperbolik
dan tangen hiperbolik
mempunyai invers karena kedua fungsi tersebut satu-satu pada setiap daerah
asalnya. Fungsi cosinus hiperbolik
tidak mempunyai invers karena fungsi ini tidak satu-satu, akan tetapi dengan
membatasi daerah asal x lebih dari sama dengan 0 fungsi cosinus hiperbolik
mempunyai invers
11. Persamaan elips
Sebelum membahas mengenai persamaan elips,
mari kita ingat-ingat kembali persamaan dari suatu lingkaran. Lingkaran yang
memiliki titik pusat di titik (a, b) dan berjari-jari rmemiliki persamaan
(x – a)2 + (y – b)2 = r2. Dengan membagi
kedua ruas persamaan tersebut dengan r2, kita akan memperoleh
Pada persamaan
yang terakhir, nilai r pada
masing-masing penyebut secara berturut-turut merupakan jarak vertikal dan
horizontal dari titik pusat ke grafik. Lalu mungkin kita akan bertanya,
bagaimana jika nilai dari penyebut-penyebut tersebut berbeda? Untuk menjawab
pertanyaan tersebut, perhatikan persamaan berikut.
Pusat dari grafik
persamaan di atas tetaplah (3, –2), karena a = 3 dan b = –2. Dengan mensubtitusi y = –2, kita dapat menentukan titik-titik yang
memenuhi persamaan tersebut.
Hasil di atas,
menunjukkan bahwa jarak horizontal titik pusat terhadap grafik adalah 4 satuan,
yaitu jarak titik pusat (3, –2) terhadap titik-titik (–1, –2) dan (7, –2).
Dengan cara yang serupa, untuk x = 3 kita akan
mendapatkan (y + 2)2 = 9,
sehingga diperoleh y = –5 dan y = 1. Hal ini menunjukkan bahwa jarak vertikal
titik pusat terhadap grafik adalah 3, yaitu jarak titik (3, –2) terhadap
titik-titik (3, –5) dan (3, 1). Sehingga, dengan mengganti penyebut-penyebut
yang tidak sama pada suatu persamaan lingkaran, kita akan mendapatkan suatu
grafik memanjang dari lingkaran. Grafik seperti ini merupakan grafik dari suatu elips.
Untuk suatu elips,
jarak terjauh antara dua titik pada elips disebut sumbu mayor, dengan titik-titik ujung sumbu
mayor disebut titik-titik puncak elips.
Ruas garis yang tegak lurus dan membagi sumbu mayor menjadi 2 bagian yang sama
disebut sumbu minor.
§ Jika p > q, sumbu mayornya horizontal (sejajar dengan sumbu-x) dengan panjang 2p, dan sumbu
minornya vertikal dengan panjang 2q.
§ Jika p < q, sumbu mayornya vertikal (sejajar dengan sumbu-y) dengan panjang 2q, dan sumbu
minornya horizontal dengan panjang 2p.
Dari pengamatan kita di atas,
kita dapat menarik kesimpulan mengenai persamaan elips sebagai berikut.
Diberikan persamaan,
Jika p ≠ q persamaan tersebut merepresentasikan grafik dari suatu elips dengan titik pusat (a, b). Nilai |p| merupakan jarak horizontal titik pusat dengan grafik, sedangkan |q| merupakan jarak vertikal titik pusat dengan grafik.
Untuk lebih memahami mengenai
persamaan elips dan grafiknya, perhatikan contoh pada halaman selanjutnya.
Sifat-sifat Fungsi
1. Fungsi
injektif (satu-satu)
Jika fungsi f
: A → B, setiap b ∈ B hanya mempunyai satu kawan saja di A, maka fungsi itu
disebut fungsi satu-satu atau injektif.
2. Fungsi
surjektif (onto)
Pada fungsi f
: A → B, setiap b ∈ B mempunyai kawan di A, maka f disebut fungsi surjektif
atau onto.
3. Fungsi
bijektif (korespondensi satu-satu)
Suatu fungsi
yang bersifat injektif sekaligus surjektif disebut fungsi bijektif atau
korespondensi satu-satu.
Komentar
Posting Komentar